Sabtu, 30 Oktober 2010

Finishing Alami

Cat menjadi salah satu bagian yang tak terpisahkan dari sebuah rumah. Cat menjadikan dinding lebih indah dengan berbagai pilihan warnanya.

Namun sayangnya bahan baku cat sintesis kurang ramah terhadap lingkungan. Kandungan timbal dan merkuri dapat membahayakan kesehatan manusia, dan bahan pengencer cat yang berbasissolvent saat menguap dapat menyebabkan mata pedih dan dapat mengganggu sistem pernafasan.

Memang tidak semua produk cat mengandung bahan-bahan yang berbahaya. Beberapa produk cat sudah bersertifikasi bebas merkuri dan timbal. Sejumlah produsen pun sudah memasarkan cat dengan pengencer air yang ramah lingkungan.

Saat ini sudah ditemukan inovasi terbaru, yaitu cat dengan bahan baku alami. Inovasi terbaru ini merupakan ide dari Heinz Frick seorang arsitek, dosen yang juga merupakan salah satu praktisi rumah ramah lingkungan, dan dikembangkan oleh Akademi Kimia Industri (AKIN).

Saat ini AKIN sudah dapat memroduksi cat tembiok dengan merk S.A.E, walaupun dalam kapasitas dan pilihan warna yang terbatas.

Beberapa warna yang sudah tersedia antara lain :

1. Warna coklat dari daun jati

2. Warna kuning dari kunyit

3. Warna merah dari tumbukan batu bata

4. Warna hijau dari daun pandan

Perbedaan cat ini dengan cat yang ada di pasara, tentu saja dari komposisi bahannya yang terdiri dari bahan-bahan alami tanpa bahan kimia yang berbahaya, sehingga relatif aman digunakan dan tidak membahayakan kesehatan.

Bahan-bahan untuk membuat cat dasar (berwarna putih) adalah sebagai berikut :

1. Kapur tohor (CaO) sebagai pengisi (filter) 20%

2. Kasein dari susu skim (dari hewan) sebagai zat adesif dan polimer alami 5%

3. Minyak rami (linseed oil) untuk fleksibilitas, elastisitas, dan adesif sebanyak 2%

4. Air

Cara pembuatannya, kapur tohor dilarutkan kedalam air, lalu ditambahkan krim dan minyak rami, lalu diaduk hingga benar-benar terlarut. Bila ingin memproduksi cat yang berwarna, cat dasar ini dicampur dengan pewarna yang alami, seperti daun-daunan.

Nilai plus dari cat ini adalah tidak mengandung bahan sintesis yang berbahaya atau zat pelarut yang dapat menimbulkan alergi. Bahan-bahan alami ini relatif lebih murah dibanfingkan dengan bahan sintesis.

Disamping itu bahan baku cat ini mudah didapat. Dan bagi bangunan sendiri, cat alami ini tidak akan merusak tembok secara kimiawi. Ketika diaplikasikan, cat ini menghasilkan pori-pori yang membuat tembok dapat bernafas, sehingga tembok tidak cepat lapuk, dan berumur panjang.

Namun bukan berarti cat ini tanpa cela. Kekurangan yang utama adalah kapasitas produksi yang masih terbatas. Pewarna alaminya pun juga masih terbatas, belum sekaya warna-warna cat sintesis. Pewarna alami juga menentukan keawetan cat, sehingga daya tahan cat tidak dapat seragam.

Dari segi keawetan dan ketahan, kekuatan adesif polimer alami masih belum sebanding dengan polimer sintesis. Artinya, daya rekat cat alami ini ke tembok tidak sekuat cat sintesis. Karena itu cat alami ini lebih disarankan untuk diaplikasikan ke permukaan tembok yang kasar (bukan acian halus) agar cat dapat menempel lebih kuat.

Selasa, 25 Mei 2010

Penggabungan Bentuk

Apabila 2 buah bentuk yang berbeda geometri atau berlawanan orientasinya dan saling menembus betas masing-masing, maka masing-masing bentuk akan bersaing untuk mendapatkan supremasi dan dominasi secara visual. Pada situasi semacam ini, bentuk-bentuk berikut ini dapat berkembang:
1. Kedua bentuk dapat menghilangkan identitas masing-masing dan bersatu menciptakan suatu bentuk komposit yang baru.
2. Salah satu dari kedua bentuk tersebut dapat menerima bentuk yang lain secara keseluruhan di dalam ruangannya.
3. Kedua bentuk tersebut dapat mempertahankan identitas masing-masing dan bersama-sama memiliki bagian volume yang saling berkaitan.
4. Kedua bentuk dapat terpisah dan dihubungkan oleh unsure ketiga yang memiliki geometri serupa dengan salah satu bentuk asalnya.





Bukaan Ruang

a. Pintu-pintu memberikan jalan masuk dalam ruang dan menentukan pola gerak serta penggunaan ruang di dalamnya.


b. Jendela-jendela memasukan cahaya ke dalam nuang, menawarkan pemandangan ke arah luar, memangun huungan visual antara suatu ruang dengan nuang-ruang yang bendekatan, serta membenikan ventilasi alamiah dalam ruangan.


Bukaan-bukaan mempenganuhi orientasi dan aliran ruang, kualitas pencahayaan, penampilan dan pemandangan, serta pola penggunaan dan pengerakan di dalamnya.

Selasa, 20 April 2010

Ruang

Ruang adalah daerah 3 dimensi dimana obyek dan peristiwa berada. Ruang memiliki posisi serta arah yang relatif, terutama bila suatu bagian dari daerah tersebut dirancang sedemikian rupa untuk tujuan tertentu.


Ruang terkait dengan volume dan volume mempunyai tiga dimensi,yaitu panjang, lebar dan tinggi.

Sebagai unsur tiga dimensi, dalam perbendaharaan perancangan arsitektur suatu ruang dapat:
a. Ruang kosong / void
Yaitu ruang yang dibatasi oleh bidang-bidang.



b. Ruang isi / solid
Yaitu ruang yang ditempati massa.

Sirkulasi Antar Ruang

A. Hubungan Jalan dengan Ruang

Jalan yang melalui ruang-ruang Jalan-jalan yang melewati ruang-ruang dihadapnya, yang dapat menjadi sirkulasi bagi ruang.

a. melalui ruang-ruang



Jalan ini tetap mempertahankan kesatuan dari ruangan-ruangan yang ada dan konfigurasi jalannya fleksibel.

b. menembus ruang

yaitu, sirkulasi dengan sistem menembus ruang, udara dapat menembus tiap-tiap ruangan.





Pada bagian ini sebuah ruangan dibagi menurut sumbunya dan tercipta jalan di tengahnya da secara tidak langsung tercipta pola-pola akibatnya pada ruangan tersebut.

b. berakhir dalam ruang

yaitu sirkulasi dengan sistem udara memasuki ruang dan udara hanya berputar pada ruang tersebut.



B. Bentuk Ruang Sirkulasi

a. Tertutup

Membentuk galeri umum atau koridor pribadi yang
berkaitan dengan ruang-ruang yang dihubungan
melalui pintu-pintu masuk pada bidang dinding.



b. Terbuka pada Salah Satu Sisinya

Membentuk baIkon atau galeri yang memberikan
kontinuitas visual dan kontinuitas ruang dengan
ruang-ruang yang dihubungkannya.



c. Terbuka pada Kedua Sisinya

Membentuk deretan kolom untuk jalan lintas yang
menjadi sebuah perluasan fisik dari ruang yang
ditembusnya.



Beberapa pengaruh jalan pada kesan yang ditimbulkan.

* Jalan yang sempit dan tertutup akan merangsang gerak maju.
* Jalan yang diperluas dapat menambah tingkat lau lintas hal ini meransang terbentuknya banyak tempat-tempat pemberhentian.
* Jalan dapat diperbesar dengan menyatukan ruang-ruang yang ditembusnya.


C. Konfigurasi Jalan

1. Linier



2. Radial



3. Spiral (Berputar)



4. Grid



5. Jaringan

Sirkulasi Ruang

Sebuah bangunan merupakan bagian yang integral dengan lingkungannya. Hubungan sirkulasi bangunan dengan lingkungan eksteriornya dapat dibagi 2 jenis yaitu pencapaian ke bangunan dan jalan masuk (entrance) ke dalam bangunan.

A. Pencapaian ke Bangunan

a. Pencapaian Langsung

Adalah pencapaian yang mengarah langsung menuju tempat masuk melalui sebuah jalan yang merupakan sumbu lurus. Tujuan visual yang mengakhiri pencapaian ini yaitu, dapat merupakan fasade muka seluruhnya dari sebuah bangunan atau suatu perluasan tempat masuk didalam bidang.





b. Pencapaian Tersamar

Pencapaian tersamar adalah pola pencapaian yang meningkatkan efek perspektif pada fasade dan bentuk dari suatu bangunan. Jalur dapat diubah arahnya satu atau beberapa kali untuk menghambat dan memperpanjang urutan pencapaian.



c. Pencapaian Berputar

Sebuah jalan berputar memperpanjang urutan pencapaian dan mempertegas bentuk tiga dimensi bangunan. Sewaktu bergerak mengelilingi tepi bangunan, lalan masuk ke bangunan mungkin dapat dilihat terputus-putus atau dapat tersembunyi sampai tempat kedatangan.





B. Jalan Masuk ke Bangunan

Kegiatan memasuki ruang pada dasarnya bukan sekedar membuat lubang di dinding. Untuk memasuki sebuah bangunan atau sebuah ruang dalam bangunan akan melibatkan kegiatan menemus bidang vertikal yang memisahkan sebuah ruang dengan Iainnya.

Pintu masuk dikelompokkan menjadi 3 jenis :
a. pintu masuk yang rata



b. menjorok keluar



c. menjorok ke dalam.

Hubungan Ruang

Dalam setiap bangunan terdapat banyak ruang yang mempunyai fungsi yang berbeda – beda sesuai dengan keperluannya.Dalam pembagian ruang – ruang tersebut harus diperhatikan aktifitas yang dilakukan dalam masing – masing ruang tersebut.Hubungan ruang ialah hubungan interaksi fungsi suatu ruang dengan ruangan lainnya sesuai dengan kegiatan yang dilakukan yang saling berkaitan.
Hubungan-hubungan ruang tersebut dibagi menjadi :

A. Ruang Dalam Ruang





Ruang dalam ruang yaitu sebuah ruang yang luas dapat mencakup dan memuat sebuah ruang lain yang lebih kecil di dalamnya. Kontinuitas visual dan kontinuitas ruang di antara kedua ruang tersebut dengan mudah dapat dipenuhi, tetapi ruang yang leih kecil sangat tergantung pada ruang yang besar dalam hubungannya dengan Iingkungan eksterior.

Contoh penerapan :



2. Ruang-Ruang yang Saling Berkait

Hubungan ikatan ruang yang terdapat 2 buah ruang yang kawasanya bersatu membentuk suatu daerah ruang bersama.



Contoh Penerapan :



3. Ruang-Ruang yang Bersebelahan

Yaitu dua buah ruang yang berbeda tetapi berada pada letak yang sama atau saling berdekatkan.



Contoh Penerapan :



4. Ruang-ruang yang Dihubungkan oIeh Sebuah Ruang Bersama

Yang dimaksud dengan ruang yang dihubungkan dengan ruang bersama ialah ruang – ruang yang bersifat semiprivate ataupun private dihubungan dengan ruang public sebagai jalur akses utama ke semua ruang – ruang tersebut.

Contoh Penerapan :

Senin, 15 Maret 2010

Terbentuknya Ruang dari Unsur Horizontal

Terbentuknya ruang dari unsur horizonntal dibagi menjadi 4 jenis, yaitu :

1. Bidang Dasar
Dibentuk dengan menggunakan perberdaan warna ,tekstur, dan lain-lain. Karena dibentuk dari satu bidang tunggal, harus terlihat mencolok dari situasi sekitarnya.

2. Bidang Dasar Dinaikkan
Bidang datar horizontal yang diangkat atau dinaikkan dari permukaan tanah akan menimbulkan permukaan-permukaan vertikal sepanjang sisi-sisinya yang memperkuat pemisahan visual daerah tersebut dari dasar di sekitarnya.



3. Bidang Dasar Diturunkan
Dapat membentuk suatu volume ruanga, dapat pula berfungsi sebagai pemutus dari bidang tanah. Namun semakin dalam bidang yang terbentuk semakin lemah hubungan visual dengan ruang yang sekitarnya dan membuatnya berbeda. Ada alternatif dengan pembuatan tangga sehingga membuatnya bersifat terbuka dan tidak bersifat tertutup lagi.



4. Bidang Atas
Sebuah bidang datar horizontal yang diletakkan tinggi di atas membentuk volume ruang di antara bidang tersebut dan permukaan tanah di bawahnya

Minggu, 07 Maret 2010

Terbentuknya Ruang Dari Unsur Vertikal

Suatu ruang dapat terbentuk dari adanya komposisi unsur vertikal dan horizontal. Unsur-unsur itu saling berkesinambungan membentuk ruang-ruang. Vertikal adalah suatu bidang yang tegak lurus dengan sumbu X atau dengan tanah. Horizontal adalah bidang yang sejajar dengan sumbu X atau dengan tanah. Dalam ilmu bangunan atau arsitektur bidang vertikal dibagi menjadi beberapa bagian yaitu unsur vertikal linier, bidang vertikal tunggal, bidang berebentuk L, bidang sejajar, bidang berbentuk U, dan empat bidang tertutup. Untuk bidang horizontal dibagi menjadi bidang dasar, bidang dasar dinaikan, bidang dasar diturunkan, bidang atas (overhead).

RUANG YANG TERBENTU DARI UNSUR VERTIKAL

1. Unsur Vertikal Linier
Yaitu unsur-unsur yang membentuk sisi-sisi tegak lurus dari suatu volume ruang. Unsur Vertikal ini dapat berbentuk seperti tiang-tiang atau kolom, dimana jika tiang atau kolom-kolom tersebut digabungkan dapat membentuk suatu volum ruang yang bersifat transparan, untuk memperkuat bentuk kita dapat melakukan dengan cara memepertegas bentuk dasar.





Bagian-bagian linier yang memiliki dasar kekuatan bahan dapat membentuk fungsi structural. Unsure-unsur linier dapat:
- menunjukkan pergerakan melintasi ruang
- memberikan tumpuan pada suatu bidang
- membentuk rangka struktur tiga-dimensi untuk ruang arsitektur.

Sebagai contoh:
a. Jembatan Salginatobel. Swiss, 1929-30, Robert Maillart.



b. Caryatid Porch atau The Erechtheion, Athena, 421-405 SM, Mnesicles.





2. Unsur Vertikal Tunggal
Yaitu sebuah bidang vertikal yang akan mempertegas ruang di hadapannya. Bidang ini hanya terdapat pada satu sisi. Bidang tersebut harus saling berinteraksi dengan bidang-bidang lainnya.



Satu bidang vertikal bisa juga dikatakan dengan bidang dinding karena bidang dinding adalah salah satu bidang yang memiliki orientasi vertikal dan bidang dinding yang memiliki orientasi vertikal sangat menentukan dalam pembentukan dan membatasi ruang arsitektural.

Contoh-contoh unsur vertikal tunggal :
a. Museum Altes, Berlin, 1823-30, Karl Friedrich von Schinkel



b. The Bacilica, Vicenza,Italia



c. Coister (beranda) dari Moissac Abbey, Perancis, 1100





3. Bidang Berbentuk L
Konfigurasi L dari bidang-bidang vertikal membentuk suatu daerah ruang sepanjang diagonalnya, dan sudut ke arah luar. Daerah introvert pada sudut-sudut interior menjadi ekstrovert sepanjang sisi terluarnya.



Bidang berbentuk L merupakan perluasan dari garis yang memiliki panjang dan lebar yang membentuk huruf L. Contoh dalam kehidupan kita sehari-hari yaitu pada bentuk dapur yang berbentuk L,yang membentuk ruang ditengahnya dan bentuk pagar.

4. Bidang-Bidang Sejajar
Sepasang bidang vertikal sejajar membentuk daerah ruang di antaranya. Tepi terbuka pada ruangan terbentuk oleh sisi vertikal bidang, memberikan arah yang kuat pada ruangan.

unsur ini menentukan suatu volume yang diantaranya berorientasi menuju ujung-ujung yang tak terbatas. Dapat didefinisikan bidang-bidang sejajar adalah bidang yang mempunyai letak sejajar dan fungsi yang disamakan dengan bidang yang di sejajarkan untuk menopang berat beban keseluruhan.






5. Bidang Berbentuk U
Sebuah konfigurasi bentuk U dari bidang-bidang vertikal membentuk daerah ruang yang memiliki fokus ke arah dalam serta orlentasi ke arah luar.





6. Empat Bidang Tertutup
Dapat didefinisikan unsur ini adalah suatu area ruang yang memiliki fokus ke dalam maupun orientasi ke luar. Sebuah bangunan berbentuk U juga dapat berguna sebagai penampung dan dapat mengorganisir kumpulan bentuk dan ruang di dalam areanya. Unur ini juga dapat membentuk ruang ditengahnya jika dtarik garis transparan dari tiap ujung bidang.