Menurut Gunawan Tjahyono, “Tema dalam arti purbanya lebih merupakan pijakan bagi sebuah tajuk. Dari situlah kita yang terlibat dalam kehadirannya berangkat untuk melakukan bahasan, ulasan, dan tindakan (intelektual). Dengan demikian, tema melandaskan seluruh olahan berkarya dan tindakan intelektual atau seni. Dari contoh yang sama, dalam bidang arsitektur, tema dapat melandasi tindakan berarsitektur.” ( Kilas Jurnal FTUI, Januari 2000, volume 2 nomor 1, halaman 79 )
Arsitektur adalah dunia yang tidak bisa dilepaskan dari tema, karena dengan tema itulah kehadirannya dapat lebih bermakna. Lebih daripada itu arsitektur adalah dunia yang di dalamnya terdapat semangat untuk teru mencari sesuatu yang baru dan semangat untuk mencari jawaban.” ( AMI – Arsitek Muda Indonesia, Penjelajahan 1990 – 1995, Subur, Jakarta, 1995 ).
Menurut kamus besar Bahasa Indonesia, tema adalah :
§ Pokok pikiran, dasar cerita ( yang dipercakapkan ) dipakai sebagai dasar mengarang, mengubah sajak, dan lain – lain.
§ Bertema, berarti mempunyai tema.
§ Bertemakan, berarti berlandaskan tema.
Tema berasal dari bahasa Yunani yaitu Tithenai yang berarti meletakkan, dan dalam bahasa Inggris dikenal dengan Theme yang selanjutnya kita kenal dengan istilah tema yang memiliki arti apa yang diletakkan, dinyatakan dan memposisikan sesuatu.
Tema terbagi dalam 2 golongan besar, yaitu :
§ Dari unsur teraga, nyata (seperti tema tentang flora, tema hutan, tema fauna dan lain-lain).
§ Dari unsur tak teraga, abstrak (seperti tema kemanusiaan, tema budaya, dan lain-lain).
Rabu, 06 Januari 2010
Arsitektur Arab
Arsitektur Arab Modern
Menurut desainer interior dari Aesthetics Home, Mohammad Husni Saleh, gaya Timur Tengah banyak menerapkan bentuk geometrik seperti motif bintang, wajik, dan sulur-sulur. "Kesan ramai pun langsung tercipta karena biasanya gaya ini sering menabrak- nabrakkan motif dan warna,".
Eksterior...
Kekuatan arsitektur bergaya Timur Tengah terletak pada tata eksterior dan interiornya yang dinamis. Sentuhan itu dapat ditemukan mulai bentuk- bentuk lengkung atau kubah berornamen pada bagian jendela atau lorong rumah, pemilihan desain kolom, dan material lantai. Semua hal tersebut bisa menjadi aksen unik.
"Selain memakai banyak motif pada kaca patri, yang menjadi ciri khas lain gaya Timur Tengah adalah pemakaian motif pada lantai dan langit-langit. Selain itu, tatanan pilar dengan atap kubah kian menguatkan gaya Timur Tengah," sebut Husni, yang alumnus Institut Teknologi Bandung.
Interior...
Satu lagi yang menjadi kekhasan rumah Timur Tengah adalah ketersediaan kolam dan air mancur. Kehadiran sebuah kolam dengan mozaik keramik kecilkecil bermotif lengkap dengan nat yang diwarnai menjadi ciri khas. Kolam biasanya diletakkan di area foyer, ruang tengah, atau area-area umum lainnya.
Penggunaan kaca patri pada rumah Timur Tengah membuat ruangan menjadi lebih hangat. Bias cahaya dari luar masuk ke dalam ruangan yang umumnya memiliki penerangan temaram. Lampu pun dapat menjadi ornamen dekoratif dalam tatanan interior.
Kisi-Kisi Sebagai Pereduksi Sinar Matahari...
Lampu gantung, table ware, serta aksesori ruang dari kuningan, shisha, dan botol-botol dekoratif lainnya. Juga lilin dan dupa-dupaan menjadi pelengkap untuk penyemarak suasana," kata Husni. Warna memegang peranan penting dalam konsep rumah Timur Tengah. Warna-warna khas Timur Tengah yang biasa diaplikasikan pada sebuah hunian adalah terakota, biru, hijau tua, hijau tosca, merah tua, dan warna-warna kayu.
Gaya Timur Tengah tak lengkap bila tidak dihiasi dengan karpet Persia yang kaya corak. Tak hanya sebagai penutup lantai, karpet dengan kombinasi warna cokelat tua, merah marun, dan kuning gading itu biasa pula dipajang sebagai wall hanging yang melengkapi ruang.
Ciri khas lain gaya ini adalah digunakannya kain-kain pelapis dekorasi ruang yang seolah-olah menjadi sebuah tenda di padang pasir. Sementara itu, pada penataan ruang-ruang, biasanya menggunakan sistem lesehan dengan bantal-bantal besar bermotif.
Ragam warna dan corak yang lebih hidup pada ornamen- ornamen ruang memberi daya tarik tersendiri dan tentunya menjadikan penataan ruang terasa lebih hangat. Gaya ini cocok sekali untuk mereka yang berkepribadian eksentrik.
Menurut desainer interior dari Aesthetics Home, Mohammad Husni Saleh, gaya Timur Tengah banyak menerapkan bentuk geometrik seperti motif bintang, wajik, dan sulur-sulur. "Kesan ramai pun langsung tercipta karena biasanya gaya ini sering menabrak- nabrakkan motif dan warna,".
Eksterior...
Kekuatan arsitektur bergaya Timur Tengah terletak pada tata eksterior dan interiornya yang dinamis. Sentuhan itu dapat ditemukan mulai bentuk- bentuk lengkung atau kubah berornamen pada bagian jendela atau lorong rumah, pemilihan desain kolom, dan material lantai. Semua hal tersebut bisa menjadi aksen unik.
"Selain memakai banyak motif pada kaca patri, yang menjadi ciri khas lain gaya Timur Tengah adalah pemakaian motif pada lantai dan langit-langit. Selain itu, tatanan pilar dengan atap kubah kian menguatkan gaya Timur Tengah," sebut Husni, yang alumnus Institut Teknologi Bandung.
Interior...
Satu lagi yang menjadi kekhasan rumah Timur Tengah adalah ketersediaan kolam dan air mancur. Kehadiran sebuah kolam dengan mozaik keramik kecilkecil bermotif lengkap dengan nat yang diwarnai menjadi ciri khas. Kolam biasanya diletakkan di area foyer, ruang tengah, atau area-area umum lainnya.
Penggunaan kaca patri pada rumah Timur Tengah membuat ruangan menjadi lebih hangat. Bias cahaya dari luar masuk ke dalam ruangan yang umumnya memiliki penerangan temaram. Lampu pun dapat menjadi ornamen dekoratif dalam tatanan interior.
Kisi-Kisi Sebagai Pereduksi Sinar Matahari...
Lampu gantung, table ware, serta aksesori ruang dari kuningan, shisha, dan botol-botol dekoratif lainnya. Juga lilin dan dupa-dupaan menjadi pelengkap untuk penyemarak suasana," kata Husni. Warna memegang peranan penting dalam konsep rumah Timur Tengah. Warna-warna khas Timur Tengah yang biasa diaplikasikan pada sebuah hunian adalah terakota, biru, hijau tua, hijau tosca, merah tua, dan warna-warna kayu.
Gaya Timur Tengah tak lengkap bila tidak dihiasi dengan karpet Persia yang kaya corak. Tak hanya sebagai penutup lantai, karpet dengan kombinasi warna cokelat tua, merah marun, dan kuning gading itu biasa pula dipajang sebagai wall hanging yang melengkapi ruang.
Ciri khas lain gaya ini adalah digunakannya kain-kain pelapis dekorasi ruang yang seolah-olah menjadi sebuah tenda di padang pasir. Sementara itu, pada penataan ruang-ruang, biasanya menggunakan sistem lesehan dengan bantal-bantal besar bermotif.
Ragam warna dan corak yang lebih hidup pada ornamen- ornamen ruang memberi daya tarik tersendiri dan tentunya menjadikan penataan ruang terasa lebih hangat. Gaya ini cocok sekali untuk mereka yang berkepribadian eksentrik.
Arsitektur Eropa
Karakteristik Morfologi pada Arsitektur Eksterior Bangunan di Eropa :
1. Bukaan dengan ukuran besar, terutama pada sisi selatan
bangunan Bertujuan memanfaatkan sinar matahari sebagai
pencahayaan alami dan pemanas alami (kalor) dalam
bangunan.
2. Penggunaan material kaca sebagai elemen penutup dinding,
terutama pada sisi selatan bangunan Bertujuan
memanfaatkan sinar matahari sebagai pencahayaan alami
dan pemanas alami (kalor) dalam bangunan.
Exterior Bangunan Di Eropa...
3. Penggunaan sunscreen, terutama pada sisi bangunan tempat
jatuhnya sinar sinar matahari Bertujuan mengurangi sinar
matahari langsung masuk ke dalam bangunan.
4. Penggunaan material transparan pada sebagian elemen
penutup atap Bertujuan memanfaatkan sinar matahari
untuk pencahayaan alami pada bangunan.
5. Penggunaan sistem pencahayaan alami tidak langsung
Bertujuan mengurangi silau dari sinar matahari yang
digunakan sebagai pencahayaan alami pada bangunan.
II. Karakteristik Morfologi pada Interior Bangunan Di Eropa :
1. Penggunaan elemen penutup dinding kaca Bertujuan
memanfaatkan sinar matahari sebagai pencahayaan dan
pemanasan alami. Material penutup kaca yang berada pada
Analisa Morfologi Bangunan Sub Tropis Studi Kasus : Bangunan
Bertingkat 42 Tinggi Dan Sedang di Benua Amerika
sisi bangunan tempat jatuhnya sinar matahari menggunakan
sistem double glazz atau pelapis kaca.
2. Penggunaan sistem ruang terbuka tanpa pembatas solid
Bertujuan memanfaatkan sinar matahari pada sisi interior
bangunan.
Interior Pada Bangunan Di Eropa...
3. Penggunaan material transparan untuk pembatas ruang
Bertujuan memanfaatkan sinar matahari pada sisi interior
bangunan.
4. Bukaan pada sisi atap bangunan Bertujuan untuk sirkulasi
udara alami dengan sistem yang berbeda antara musim
dingin dengan musim panas.
1. Bukaan dengan ukuran besar, terutama pada sisi selatan
bangunan Bertujuan memanfaatkan sinar matahari sebagai
pencahayaan alami dan pemanas alami (kalor) dalam
bangunan.
2. Penggunaan material kaca sebagai elemen penutup dinding,
terutama pada sisi selatan bangunan Bertujuan
memanfaatkan sinar matahari sebagai pencahayaan alami
dan pemanas alami (kalor) dalam bangunan.
Exterior Bangunan Di Eropa...
3. Penggunaan sunscreen, terutama pada sisi bangunan tempat
jatuhnya sinar sinar matahari Bertujuan mengurangi sinar
matahari langsung masuk ke dalam bangunan.
4. Penggunaan material transparan pada sebagian elemen
penutup atap Bertujuan memanfaatkan sinar matahari
untuk pencahayaan alami pada bangunan.
5. Penggunaan sistem pencahayaan alami tidak langsung
Bertujuan mengurangi silau dari sinar matahari yang
digunakan sebagai pencahayaan alami pada bangunan.
II. Karakteristik Morfologi pada Interior Bangunan Di Eropa :
1. Penggunaan elemen penutup dinding kaca Bertujuan
memanfaatkan sinar matahari sebagai pencahayaan dan
pemanasan alami. Material penutup kaca yang berada pada
Analisa Morfologi Bangunan Sub Tropis Studi Kasus : Bangunan
Bertingkat 42 Tinggi Dan Sedang di Benua Amerika
sisi bangunan tempat jatuhnya sinar matahari menggunakan
sistem double glazz atau pelapis kaca.
2. Penggunaan sistem ruang terbuka tanpa pembatas solid
Bertujuan memanfaatkan sinar matahari pada sisi interior
bangunan.
Interior Pada Bangunan Di Eropa...
3. Penggunaan material transparan untuk pembatas ruang
Bertujuan memanfaatkan sinar matahari pada sisi interior
bangunan.
4. Bukaan pada sisi atap bangunan Bertujuan untuk sirkulasi
udara alami dengan sistem yang berbeda antara musim
dingin dengan musim panas.
Arsitektur Alam
Arsitektur merupakan salah satu kebudayaan manusia, misalnya piramida, istana, mesjid dan lain-lain yang semuanya adalah karya seni manusia. Selain bangunan yang dibuat oleh manusia dialam juga ada arsitektur yang keindahan dan keunikannya jauh lebih bagus dibandingkan buatan manusia. Misalnya satwa-satwa yang ada didunia ini masing-masing memiliki struktur tubuh yang berbeda dan prilaku satwa-satwa tersebut juga berbeda-beda yang memang dimilikinya sejak dilahirkan.
Beberapa keunikan dan keterampilan yang dimiliki oleh satwa bermacam-macam, misalnya dalam hal membuat sarang sebagai tempat tinggal mereka. Sarang yang dibuat oleh satwa terkadang hanya dianggap oleh sebagian manusia sebagai sebuah tempat yang biasa dan tidak memiliki keistimewaan. Padahal kalau kita mempelajarai prilaku satwa-satwa tersebut mulai dari membuat sarang, mencari makanan ataupun pola hidup mereka ternyata semuanya sangat indah dan mengesankan.
Berikut akan dijelaskan beberapa arsitektur alam yang unik dan istimewa :
1. Lebah Madu
Lebah merupakan satwa yang memiliki keistimewaan dapat menghasilkan madu. Madu banyak sekali manfaatnya, baik dikonsumsi, untuk kesuburan rambut ataupun untuk kecantikan. Madu yang dihasilkan oleh lebah disimpan di kantung madu yang berbentuk heksagonal yang tersusun secara teratur. Alasan lebah memilih heksagonal sebagai bentuk tabung madu ternyata bentuk heksagonal memiliki kapasitas tampung yang lebih besar untuk menyimpang madu bila dibandingkan bentuk-bentuk lain seperti segitiga, segiempat, lingkaran ataupun bentuk-bentuk lainnya. Dalam membuat sarang lebah mengerjakannya secara bergotong-royong dan kemampuan lebah dalam membuat sarang ternyata telah diberikan saat mereka baru dilahirkan.
Sarang Lebah Sebagai Contoh Menjadi Inspirasi Pada Desain Arsitektur...
2. Berang-berang.
Berang-berang hidup didalam danau. Karena kemampuan berenang berang-berang sangat baik sehingga berang-berang tidak merasa kesulitan dengan kehidupan didalam air. Berang-berang membuat sarang didalam danau. Sebelum membuat sarang terlebih dahulu mereka membuat bendungan untuk menahan laju arus air. Sarang dan juga bendungan yang dibuat berasal dari cabang-cabang dan batang pohon. Untuk mendapatkan kayu-kayu tersebut mereka bergotong-royong mencarinya dihutan. Dengan menggunakan gigi depan yang cukup tajam, berang-berang ini memotong pohon dan membawanya kedanau. Batang-batang pohon dan cabang-cabang pohon diangkut kepermukaan danau untuk dibuat sebuah bendungan. Setelah kurang lebih satu bulan akhirnya terbentuklah sebuah danau yang cukup besar sebagai tempat tinggal mereka. Bentuk bendungan yang dibuat berbentuk cekung. Ternyata disinilah letak kecerdikan satwa ini, karena bendungan yang bentuk cekung dapat menahan tekanan air dengan sangat kuat. Setelah terbentuk bendungan maka berang-berang mulai membuat sarang. Diatas permukaan danau terlihat seperti tumpukan kayu yang sebenarnya adalah sarang berang-berang tersebut. Untuk bisa masuk kedalam sarang mereka harus melewati dasar sarang yang merupakan pintu masuk. Sarang tersebut cukup kokoh karena pondasinya kuat. Didalam sarang tersebut mereka membuat dua ruangan yaitu ruang makan dan ruang tidur. Berang-berang membuat danau dengan kedalaman empat meter, hal ini bertujuan pada saat musim dingin danau akan membeku, sehingga dengan kedalaman empat meter berang-berang tetap bisa masuk kesarang mereka karena danau membeku hanya di permukaan saja.
Rumah Berang-Berang Sebagai Contoh Inspirasi Pada Desain Arsitektur...
3. Rayap.
Rayap hidup berkoloni dan membuat sarang. Sarang rayap dapat mencapai kedalaman tiga sampai empat meter. Didalam sarang tersebut terdapat tempat untuk bercocok tanam, tempat menyimpan makanan dan tempat sirkulasi udara. Dalam membuat sarang rayap hanya menggunakan naluri dan ilham yang dimilikinya karena rayap adalah satwa yang tidak bisa melihat / buta.
Rumah Rayap Sebagai Inspirasi Adanya Basement Pada Highrise Building yang Ada Sekarang Ini...
4. Burung Penganyam.
Sarang burung penganyam terbuat dari rumput-rumput kering. Burung penganyam membuat simpul pada sebuat cabang pohon dengan berbentuk lingkaran. Untuk membuat anyaman ini burung penganyam membuat tekhnik anyaman yang dimulai dari bawah keatas. Saat pembuatan simpul yang pertama harus benar, karena jika dari awal salah maka anyaman berikutnya akan salah. Sebuah pekerjaan yang tidak mudah.
5. Lebah Liar.
Lebah liar membuat sarang dari kertas yang berbentuk heksagonal yang tersusun secara teratur. Ada juga lebah liar yang membentuk sarang mereka seperti pot. Mereka membuatnya menggunakan air liur yang dicampur dengan tanah. Setelah selesai membuat sarang, lebah liar tersebut meletakkan telurnya didalam sarang kemudian menutupnya. Setelah cukup lama telur-telur tersebut menetas dan anak-anak lebah akan keluar dari sarangnya.
6. Laba-laba.
Laba-laba membuat sarang mereka berbentuk jaring-jaring. Jaring-jaring ini bersifat lentur namun sangat kuat. Jaring-jaring yang dikeluarkan laba-laba berasal dari bagian belakang tubuhnya. Bila ada satwa lain yang berukuran kecil terperangkap maka mustahil bisa lepas dan dengan mudah laba-laba menangkapnya.
Kesimpulan :
Alam semesta merupakan sebuah arsitektur yang sangat kompleks, dimana didalamnya terdapapt komponen-komponen arsitektur yang lebih kecil lagi. Alam merupakan komponen kecil yang sudah tersusun secara alami dimana banyak memberikan inspirasi dalam perkembangan desain arsitektur mulai dari zaman purba hingga zaman modern ini.
Begitu pula Insting dan kecerdasan yang dimiliki satwa-satwa tersebut bukanlah suatu kebetulan dan buka pula diturunkan dari generasi ke generasi seperti yang dikemukakan oleh Darwin pada abad ke IX dalam teori Evolusinya, melainkan pemberian Tuhan yang Maha Kuasa.
Selama ini manusia hanya menganggap bahwa arsitektur yang mereka buat adalah karya manusia semata-mata, padahal semua kecerdasan dan kemampuan manusia tersebut adalah Anugerah dari Tuhan Yang Maha Kuasa yang patut disyukuri. Maka itu Kelestarian alam perlu sekali untuk dijaga sebaik-baiknya dan sebisa mungkin.
Go Green....!!!!!!!
Beberapa keunikan dan keterampilan yang dimiliki oleh satwa bermacam-macam, misalnya dalam hal membuat sarang sebagai tempat tinggal mereka. Sarang yang dibuat oleh satwa terkadang hanya dianggap oleh sebagian manusia sebagai sebuah tempat yang biasa dan tidak memiliki keistimewaan. Padahal kalau kita mempelajarai prilaku satwa-satwa tersebut mulai dari membuat sarang, mencari makanan ataupun pola hidup mereka ternyata semuanya sangat indah dan mengesankan.
Berikut akan dijelaskan beberapa arsitektur alam yang unik dan istimewa :
1. Lebah Madu
Lebah merupakan satwa yang memiliki keistimewaan dapat menghasilkan madu. Madu banyak sekali manfaatnya, baik dikonsumsi, untuk kesuburan rambut ataupun untuk kecantikan. Madu yang dihasilkan oleh lebah disimpan di kantung madu yang berbentuk heksagonal yang tersusun secara teratur. Alasan lebah memilih heksagonal sebagai bentuk tabung madu ternyata bentuk heksagonal memiliki kapasitas tampung yang lebih besar untuk menyimpang madu bila dibandingkan bentuk-bentuk lain seperti segitiga, segiempat, lingkaran ataupun bentuk-bentuk lainnya. Dalam membuat sarang lebah mengerjakannya secara bergotong-royong dan kemampuan lebah dalam membuat sarang ternyata telah diberikan saat mereka baru dilahirkan.
Sarang Lebah Sebagai Contoh Menjadi Inspirasi Pada Desain Arsitektur...
2. Berang-berang.
Berang-berang hidup didalam danau. Karena kemampuan berenang berang-berang sangat baik sehingga berang-berang tidak merasa kesulitan dengan kehidupan didalam air. Berang-berang membuat sarang didalam danau. Sebelum membuat sarang terlebih dahulu mereka membuat bendungan untuk menahan laju arus air. Sarang dan juga bendungan yang dibuat berasal dari cabang-cabang dan batang pohon. Untuk mendapatkan kayu-kayu tersebut mereka bergotong-royong mencarinya dihutan. Dengan menggunakan gigi depan yang cukup tajam, berang-berang ini memotong pohon dan membawanya kedanau. Batang-batang pohon dan cabang-cabang pohon diangkut kepermukaan danau untuk dibuat sebuah bendungan. Setelah kurang lebih satu bulan akhirnya terbentuklah sebuah danau yang cukup besar sebagai tempat tinggal mereka. Bentuk bendungan yang dibuat berbentuk cekung. Ternyata disinilah letak kecerdikan satwa ini, karena bendungan yang bentuk cekung dapat menahan tekanan air dengan sangat kuat. Setelah terbentuk bendungan maka berang-berang mulai membuat sarang. Diatas permukaan danau terlihat seperti tumpukan kayu yang sebenarnya adalah sarang berang-berang tersebut. Untuk bisa masuk kedalam sarang mereka harus melewati dasar sarang yang merupakan pintu masuk. Sarang tersebut cukup kokoh karena pondasinya kuat. Didalam sarang tersebut mereka membuat dua ruangan yaitu ruang makan dan ruang tidur. Berang-berang membuat danau dengan kedalaman empat meter, hal ini bertujuan pada saat musim dingin danau akan membeku, sehingga dengan kedalaman empat meter berang-berang tetap bisa masuk kesarang mereka karena danau membeku hanya di permukaan saja.
Rumah Berang-Berang Sebagai Contoh Inspirasi Pada Desain Arsitektur...
3. Rayap.
Rayap hidup berkoloni dan membuat sarang. Sarang rayap dapat mencapai kedalaman tiga sampai empat meter. Didalam sarang tersebut terdapat tempat untuk bercocok tanam, tempat menyimpan makanan dan tempat sirkulasi udara. Dalam membuat sarang rayap hanya menggunakan naluri dan ilham yang dimilikinya karena rayap adalah satwa yang tidak bisa melihat / buta.
Rumah Rayap Sebagai Inspirasi Adanya Basement Pada Highrise Building yang Ada Sekarang Ini...
4. Burung Penganyam.
Sarang burung penganyam terbuat dari rumput-rumput kering. Burung penganyam membuat simpul pada sebuat cabang pohon dengan berbentuk lingkaran. Untuk membuat anyaman ini burung penganyam membuat tekhnik anyaman yang dimulai dari bawah keatas. Saat pembuatan simpul yang pertama harus benar, karena jika dari awal salah maka anyaman berikutnya akan salah. Sebuah pekerjaan yang tidak mudah.
5. Lebah Liar.
Lebah liar membuat sarang dari kertas yang berbentuk heksagonal yang tersusun secara teratur. Ada juga lebah liar yang membentuk sarang mereka seperti pot. Mereka membuatnya menggunakan air liur yang dicampur dengan tanah. Setelah selesai membuat sarang, lebah liar tersebut meletakkan telurnya didalam sarang kemudian menutupnya. Setelah cukup lama telur-telur tersebut menetas dan anak-anak lebah akan keluar dari sarangnya.
6. Laba-laba.
Laba-laba membuat sarang mereka berbentuk jaring-jaring. Jaring-jaring ini bersifat lentur namun sangat kuat. Jaring-jaring yang dikeluarkan laba-laba berasal dari bagian belakang tubuhnya. Bila ada satwa lain yang berukuran kecil terperangkap maka mustahil bisa lepas dan dengan mudah laba-laba menangkapnya.
Kesimpulan :
Alam semesta merupakan sebuah arsitektur yang sangat kompleks, dimana didalamnya terdapapt komponen-komponen arsitektur yang lebih kecil lagi. Alam merupakan komponen kecil yang sudah tersusun secara alami dimana banyak memberikan inspirasi dalam perkembangan desain arsitektur mulai dari zaman purba hingga zaman modern ini.
Begitu pula Insting dan kecerdasan yang dimiliki satwa-satwa tersebut bukanlah suatu kebetulan dan buka pula diturunkan dari generasi ke generasi seperti yang dikemukakan oleh Darwin pada abad ke IX dalam teori Evolusinya, melainkan pemberian Tuhan yang Maha Kuasa.
Selama ini manusia hanya menganggap bahwa arsitektur yang mereka buat adalah karya manusia semata-mata, padahal semua kecerdasan dan kemampuan manusia tersebut adalah Anugerah dari Tuhan Yang Maha Kuasa yang patut disyukuri. Maka itu Kelestarian alam perlu sekali untuk dijaga sebaik-baiknya dan sebisa mungkin.
Go Green....!!!!!!!
Arsitektur Beriklim Tropis
Ciri-ciri iklim tropis :
1. Curah hujan tinggi
2. Kelembaban tinggi
3. Temperatur udara panas sampai dengan nikmat
4. Angin (aliran udara) sedikit
5. Radiasi matahari sedang sampai kuat (matahari bersinar sepanjang tahun)
6. Pertukaran panas kecil karena kelembaban tinggi (udara sudah jenuh oleh uap air), sehingga air tidak mudah menguap.
Selain ciri-ciri umum tersebut, ada pula beberapa daerah yang mempunyai keadaan iklim yang sedikit berbeda, misalnya daerah pegunungan, seperti Bandung dan Malang lebih sering terjadi hujan, atau di daerah Nusa Tenggara Timur yang paling jarang terjadi hujan, sehingga disana banyak terdapat sabana atau padang rumput dan semak-semak.
Permasalahannya adalah bagaimana udara tetap mengalir sehingga penguapan bisa terus berlangsung. Misalnya untuk daerah yang mempunyai iklim tropik basah seperti yang tersebut di atas, dinding bangunan dibuat tebal dan tidak dibuat sirkulasi udara sehingga penguapan tidak terlalu cepat.
Kisi-kisi Sebagai Pereduksi Intensitas Cahaya Matahari Yang Masuk Ke Bangunan...
Strategi utama untuk bangunan:
- Menghalangi radiasi sinar matahari langsung dengan louvers dan sun shading (pembayang sinar matahari)
- Isolasi radiasi panas dengan ruang udara (pada atap dan pemakaian bahan-bahan bersel dan berpori atau berongga)
- Jarak bangunan dengan bangunan lain jauh untuk memperlancar aliran udara
- Kenyamanan Thermis dicapai dengan aliran udara yang mengenai tubuh manusia.
- Menghentikan/isolasi radiasi dengan reflektor kurang sesuai karena akan menambah panas lingkungan dan mengurangi penerapan kelembaban dan penguapan.
- Bahan-bahan yang dipakai sebaiknya mempunyai BJ kecil (ringan), time lag rendah, kapasitas panas kecil, dimensi kecil, berat sendiri kecil, dapat mengikuti kadar kelembaban udara sekitar dan konduktivitas panas rendah.
Bukaan yang Besar untuk Melancarkan Pergantian Udara Sehingga Dapat Memberikan Kesejukan Di Dalam Ruangan...
Perilaku iklim tropis dan bentuk bangunan:
1. Curah hujan tinggi diatasi dengan kemiringan atap curam
2. Kelembaban tinggi, diatasi dengan:
- Penggunaan dinding porous pada bangunan agar dapat ikut menyerap uap air di dalam ruangan dan meningkatkan kenyamanan. Dinding dikeringkan aliran udara yang melewati celah-celah dinding, mendinginkan permukaan bangunan,
- Bangunan mempunyai dua jenis jendela, temporal dan tetap. Jendela temporal digunakan pada siang hari.
Penguunaan Dinding dan Lantai dari Concrete Dapat Memberikan Kesan Sederhana dan Suhu Dingin Pada Permukaan Dinding dan Lantai Tersebut...
3. Radiasi sinar langsung, diatasi dengan pemakaian sun shading. Agar panas tidak terakumulasi dipakai bahan yang kapasitas panasnya kecil. Pada malam hari, udara lembab akan mengembun dan jenuh, yang akan menimbulkan rasa panas. Karena itu, bahan yang dipakai harus mempunyai time lag rendah (cepat panas, cepat dingin). Pada siang hari, radiasi tinggi, bahan bangunan harus mempunyai konduktivitas panas rendah dan isolasi panas dengan udara mengalir (membawa udara panas dan uap air di permukaan bahan), mengurangi panas bangunan. Dimensi dan berat kecil agar tidak menyimpan panas. Pagi hari, suhu udara terdingin, bangunan harus membatasi pengeluaran panas dari dalam bangunan.
Penanaman Vegetasi yang Banyak Juga Dapat Menurunkan Suhu Sekitar Bangunan...
4. Udara lembab, tanah lembab, radiasi panas balik dari tanah membuat udara jenuh. Keadaan ini ditanggulangi dengan mengangkat lantai bangunan untuk memberi kesempatan udara mengalir di kolong bangunan.
Bangunan tipe seperti inilah yang cocok untuk iklim di Indonesia. Dengan curah hujan yang tinggi dan Intensitas panas terik matahari juga tinggi, karena posisi Indonesia berada di garis Khatulistiwa menyebabkan indonesia mempunyai kelembaban yang tinggi. Oleh karena itulah Arsitektor tropis cocok di aplikasikan di Indonesia Tercinta.
1. Curah hujan tinggi
2. Kelembaban tinggi
3. Temperatur udara panas sampai dengan nikmat
4. Angin (aliran udara) sedikit
5. Radiasi matahari sedang sampai kuat (matahari bersinar sepanjang tahun)
6. Pertukaran panas kecil karena kelembaban tinggi (udara sudah jenuh oleh uap air), sehingga air tidak mudah menguap.
Selain ciri-ciri umum tersebut, ada pula beberapa daerah yang mempunyai keadaan iklim yang sedikit berbeda, misalnya daerah pegunungan, seperti Bandung dan Malang lebih sering terjadi hujan, atau di daerah Nusa Tenggara Timur yang paling jarang terjadi hujan, sehingga disana banyak terdapat sabana atau padang rumput dan semak-semak.
Permasalahannya adalah bagaimana udara tetap mengalir sehingga penguapan bisa terus berlangsung. Misalnya untuk daerah yang mempunyai iklim tropik basah seperti yang tersebut di atas, dinding bangunan dibuat tebal dan tidak dibuat sirkulasi udara sehingga penguapan tidak terlalu cepat.
Kisi-kisi Sebagai Pereduksi Intensitas Cahaya Matahari Yang Masuk Ke Bangunan...
Strategi utama untuk bangunan:
- Menghalangi radiasi sinar matahari langsung dengan louvers dan sun shading (pembayang sinar matahari)
- Isolasi radiasi panas dengan ruang udara (pada atap dan pemakaian bahan-bahan bersel dan berpori atau berongga)
- Jarak bangunan dengan bangunan lain jauh untuk memperlancar aliran udara
- Kenyamanan Thermis dicapai dengan aliran udara yang mengenai tubuh manusia.
- Menghentikan/isolasi radiasi dengan reflektor kurang sesuai karena akan menambah panas lingkungan dan mengurangi penerapan kelembaban dan penguapan.
- Bahan-bahan yang dipakai sebaiknya mempunyai BJ kecil (ringan), time lag rendah, kapasitas panas kecil, dimensi kecil, berat sendiri kecil, dapat mengikuti kadar kelembaban udara sekitar dan konduktivitas panas rendah.
Bukaan yang Besar untuk Melancarkan Pergantian Udara Sehingga Dapat Memberikan Kesejukan Di Dalam Ruangan...
Perilaku iklim tropis dan bentuk bangunan:
1. Curah hujan tinggi diatasi dengan kemiringan atap curam
2. Kelembaban tinggi, diatasi dengan:
- Penggunaan dinding porous pada bangunan agar dapat ikut menyerap uap air di dalam ruangan dan meningkatkan kenyamanan. Dinding dikeringkan aliran udara yang melewati celah-celah dinding, mendinginkan permukaan bangunan,
- Bangunan mempunyai dua jenis jendela, temporal dan tetap. Jendela temporal digunakan pada siang hari.
Penguunaan Dinding dan Lantai dari Concrete Dapat Memberikan Kesan Sederhana dan Suhu Dingin Pada Permukaan Dinding dan Lantai Tersebut...
3. Radiasi sinar langsung, diatasi dengan pemakaian sun shading. Agar panas tidak terakumulasi dipakai bahan yang kapasitas panasnya kecil. Pada malam hari, udara lembab akan mengembun dan jenuh, yang akan menimbulkan rasa panas. Karena itu, bahan yang dipakai harus mempunyai time lag rendah (cepat panas, cepat dingin). Pada siang hari, radiasi tinggi, bahan bangunan harus mempunyai konduktivitas panas rendah dan isolasi panas dengan udara mengalir (membawa udara panas dan uap air di permukaan bahan), mengurangi panas bangunan. Dimensi dan berat kecil agar tidak menyimpan panas. Pagi hari, suhu udara terdingin, bangunan harus membatasi pengeluaran panas dari dalam bangunan.
Penanaman Vegetasi yang Banyak Juga Dapat Menurunkan Suhu Sekitar Bangunan...
4. Udara lembab, tanah lembab, radiasi panas balik dari tanah membuat udara jenuh. Keadaan ini ditanggulangi dengan mengangkat lantai bangunan untuk memberi kesempatan udara mengalir di kolong bangunan.
Bangunan tipe seperti inilah yang cocok untuk iklim di Indonesia. Dengan curah hujan yang tinggi dan Intensitas panas terik matahari juga tinggi, karena posisi Indonesia berada di garis Khatulistiwa menyebabkan indonesia mempunyai kelembaban yang tinggi. Oleh karena itulah Arsitektor tropis cocok di aplikasikan di Indonesia Tercinta.
Bangunan Terkenal
Nama bangunan : Burj Khalifa atau Burj Dubai
Arsitektur : Skidmore, Owings, dan Merril
Burj Khalifa (bahasa Arab untuk 'Menara Khalifa'), sebelumnya bernama Burj Dubai, adalah sebuah pencakar langit di Dubai, Uni Emirat Arab yang diresmikan pembukaannya pada 4 Januari 2010. Ketinggian pencakar langit ini adalah 828 meter (2.717 kaki).
Burj Khalifa adalah bangunan tertinggi di dunia yang pernah dibuat oleh manusia. Dimulai dari melewati ketinggian Taipei 101 sebagai bangunan tertinggi di dunia pada 21 Juli 2007. Pada tanggal 12 September 2007, Burj Khalifa berhasil melewati ketinggian CN Tower sebagai struktur bebas (tanpa penyangga) tertinggi di dunia dan pada tanggal 7 April 2008 struktur tertinggi di dunia dari Menara KVLY-TV yang berada di Blanchard, North Dakota, Amerika Serikat berhasil dilewati. Struktur tertinggi yang pernah dibuat oleh manusia, Menara Radio Warsawa 645,4 m (2.120 kaki) dibuat pada 1974 (namun runtuh pada saat renovasi pada 1991) berhasil dilewati pada 1 September 2008.
Burj Dubai ini dilengkapi 57 lift tercepat di dunia yang mencapai 64 km per jam. Gedung ini akan memiliki 1.044 apartemen, 49 lantai ruang kantor, serta Hotel Giorgio Armani.
Bangunan Antartika
Igloo (bahasa Inuit: iglu, Inuktitut syllabics: แแกแ, "rumah", bentuk jamak: iglooit atau igluit, tapi dalam bahasa Inggris umumnya igloo), atau snowhouse, adalah jenis tempat penampungan yang dibangun dari salju, awalnya dibangun oleh Inuit. Iglu adalah Inuit kata untuk rumah atau rumah yang dibangun dari bahan apapun, dan ini tidak terbatas hanya untuk snowhouses, tapi juga meliputi tenda tradisional, persetan rumah, rumah terbuat dari kayu apung dan bangunan modern.
Ketika mengacu ke snowhouse, iglo adalah tempat penampungan dibangun dari balok-balok salju, pada umumnya dalam bentuk kubah. Walaupun igloo biasanya terkait dengan semua Inuit, mereka sebagian besar dibangun oleh orang-orang dari Kanada 's Arktik Tengah dan Greenland' s Thule daerah.
Inuit lain orang cenderung menggunakan salju untuk melindungi rumah-rumah mereka yang terdiri dari tulang ikan paus dan kulit. Salju digunakan karena kantong-kantong udara yang terperangkap di dalamnya membuat sebuah insulator. Di luar, suhu dapat serendah -45 ° C (-49,0 ° F), tetapi di dalam suhu dapat berkisar dari -7 ° C (19 ° F) hingga 16 ° C (61 ° F) ketika dihangatkan oleh panas tubuh sendiri.
Salju yang digunakan untuk membangun igloo harus memiliki kekuatan struktural yang cukup untuk dipotong dan ditumpuk dalam cara yang sesuai. Salju terbaik untuk menggunakan untuk tujuan ini adalah salju yang telah ditiup angin, yang dapat digunakan untuk kompak dan berpaut dari kristal es. Meninggalkan lubang di salju di mana blok dipotong dari biasanya digunakan sebagai bagian bawah tempat penampungan. Kadang-kadang, sebuah terowongan pendek dibangun di pintu masuk untuk mengurangi hilangnya angin dan panas ketika pintu dibuka. Karena salju yang hebat sifat isolasi, dihuni iglo secara mengejutkan nyaman dan hangat di dalamnya. Dalam beberapa kasus satu balok es dimasukkan untuk memungkinkan cahaya ke dalam igloo.
Pandangan dr samping igloo diagram; membuka ke kanan, jendela opsional mungkin terdiri dari balok es. Kuning gelap menandakan tanah (yang bagaimanapun, juga mungkin es atau salju).
Arsitektur, yang Igloo gunakan unik karena berupa kubah yang dapat diangkat keluar dari blok independen bersandar pada satu sama lain dan dipoles agar sesuai tanpa struktur pendukung tambahan selama konstruksi. Igloo, jika dibangun dengan benar, akan mendukung berat satu orang yang berdiri di atas atap. Juga dalam tradisional Inuit panas dari kudlik (qulliq) (batu lampu) menyebabkan bagian dalam sedikit mencair, sehingga dapat membangun sebuah lapisan es dan berkontribusi terhadap kekuatan igloo. [5] The tidur Platform daerah mengangkat dibandingkan dengan di mana satu masuk ke dalam igloo. Karena udara panas naik dan udara dingin mengendap, area pintu masuk akan bertindak sebagai perangkap dingin sedangkan area tidur akan terus panas apa pun yang dihasilkan oleh kompor, lampu atau badan panas.
Ada tiga jenis tradisional igloo, semua ukuran yang berbeda dan semua digunakan untuk berbagai tujuan :
1. Ukuran terkecil dibangun sebagai tempat penampungan sementara, biasanya hanya digunakan untuk satu atau dua malam. Biasanya dibangun dan digunakan selama perjalanan berburu, sering pada terbuka lautan es.
2. Berikutnya dalam ukuran semi-permanen, berukuran antara keluarga tinggal. Biasanya satu ruangan hunian dapat menampung satu atau dua keluarga. Sering kali ada beberapa di daerah kecil, yang membentuk sebuah "Inuit desa".
3. Ukuran terbesar dari iglo biasanya dibangun dalam dua kelompok. Salah satu bangunan adalah bangunan sementara yang dibangun untuk kesempatan khusus, yang lain di dekatnya dibangun untuk hidup. Bangunan ini mungkin memiliki hingga lima kamar dan dapat ditempati hingga 20 orang. Igloo berukuran besar bisa juga dibangun dari beberapa igloo lebih kecil yang dihubungkan dengan terowongan, Common memberikan akses ke luar. Igloo ini digunakan untuk mengadakan pesta masyarakat dan tarian tradisional.
Ketika mengacu ke snowhouse, iglo adalah tempat penampungan dibangun dari balok-balok salju, pada umumnya dalam bentuk kubah. Walaupun igloo biasanya terkait dengan semua Inuit, mereka sebagian besar dibangun oleh orang-orang dari Kanada 's Arktik Tengah dan Greenland' s Thule daerah.
Inuit lain orang cenderung menggunakan salju untuk melindungi rumah-rumah mereka yang terdiri dari tulang ikan paus dan kulit. Salju digunakan karena kantong-kantong udara yang terperangkap di dalamnya membuat sebuah insulator. Di luar, suhu dapat serendah -45 ° C (-49,0 ° F), tetapi di dalam suhu dapat berkisar dari -7 ° C (19 ° F) hingga 16 ° C (61 ° F) ketika dihangatkan oleh panas tubuh sendiri.
Salju yang digunakan untuk membangun igloo harus memiliki kekuatan struktural yang cukup untuk dipotong dan ditumpuk dalam cara yang sesuai. Salju terbaik untuk menggunakan untuk tujuan ini adalah salju yang telah ditiup angin, yang dapat digunakan untuk kompak dan berpaut dari kristal es. Meninggalkan lubang di salju di mana blok dipotong dari biasanya digunakan sebagai bagian bawah tempat penampungan. Kadang-kadang, sebuah terowongan pendek dibangun di pintu masuk untuk mengurangi hilangnya angin dan panas ketika pintu dibuka. Karena salju yang hebat sifat isolasi, dihuni iglo secara mengejutkan nyaman dan hangat di dalamnya. Dalam beberapa kasus satu balok es dimasukkan untuk memungkinkan cahaya ke dalam igloo.
Pandangan dr samping igloo diagram; membuka ke kanan, jendela opsional mungkin terdiri dari balok es. Kuning gelap menandakan tanah (yang bagaimanapun, juga mungkin es atau salju).
Arsitektur, yang Igloo gunakan unik karena berupa kubah yang dapat diangkat keluar dari blok independen bersandar pada satu sama lain dan dipoles agar sesuai tanpa struktur pendukung tambahan selama konstruksi. Igloo, jika dibangun dengan benar, akan mendukung berat satu orang yang berdiri di atas atap. Juga dalam tradisional Inuit panas dari kudlik (qulliq) (batu lampu) menyebabkan bagian dalam sedikit mencair, sehingga dapat membangun sebuah lapisan es dan berkontribusi terhadap kekuatan igloo. [5] The tidur Platform daerah mengangkat dibandingkan dengan di mana satu masuk ke dalam igloo. Karena udara panas naik dan udara dingin mengendap, area pintu masuk akan bertindak sebagai perangkap dingin sedangkan area tidur akan terus panas apa pun yang dihasilkan oleh kompor, lampu atau badan panas.
Ada tiga jenis tradisional igloo, semua ukuran yang berbeda dan semua digunakan untuk berbagai tujuan :
1. Ukuran terkecil dibangun sebagai tempat penampungan sementara, biasanya hanya digunakan untuk satu atau dua malam. Biasanya dibangun dan digunakan selama perjalanan berburu, sering pada terbuka lautan es.
2. Berikutnya dalam ukuran semi-permanen, berukuran antara keluarga tinggal. Biasanya satu ruangan hunian dapat menampung satu atau dua keluarga. Sering kali ada beberapa di daerah kecil, yang membentuk sebuah "Inuit desa".
3. Ukuran terbesar dari iglo biasanya dibangun dalam dua kelompok. Salah satu bangunan adalah bangunan sementara yang dibangun untuk kesempatan khusus, yang lain di dekatnya dibangun untuk hidup. Bangunan ini mungkin memiliki hingga lima kamar dan dapat ditempati hingga 20 orang. Igloo berukuran besar bisa juga dibangun dari beberapa igloo lebih kecil yang dihubungkan dengan terowongan, Common memberikan akses ke luar. Igloo ini digunakan untuk mengadakan pesta masyarakat dan tarian tradisional.
Bangunan Tradisional
Rumah Joglo...
Sebuah bangunan joglo yang menimbulkan interpretasi arsitektur Jawa mencerminkan ketenangan, hadir di antara bangunan- bangunan yang beraneka ragam. Interpretasi ini memiliki ciri pemakaian konstruksi atap yang kokoh dan bentuk lengkung-lengkungan di ruang per ruang.
Rumah adat joglo yang merupakan rumah peninggalan adat kuno dengan karya seninya yang bermutu memiliki nilai arsitektur tinggi sebagai wujud dan kebudayaan daerah yang sekaligus merupakan salah satu wujud seni bangunan atau gaya seni bangunan tradisional.
Struktur Konstruksi Rumah Joglo...
Joglo merupakan kerangka bangunan utama dari rumah adat Kudus terdiri atas soko guru berupa empat tiang utama dengan pengeret tumpang songo (tumpang sembilan) atau tumpang telu (tumpang tiga) di atasnya. Struktur joglo yang seperti itu, selain sebagai penopang struktur utama rumah, juga sebagai tumpuan atap rumah agar atap rumah bisa berbentuk pencu.
Pada arsitektur bangunan rumah joglo, seni arsitektur bukan sekadar pemahaman seni konstruksi rumah, juga merupakan refleksi nilai dan norma masyarakat pendukungnya. Kecintaan manusia pada cita rasa keindahan, bahkan sikap religiusitasnya terefleksikan dalam arsitektur rumah dengan gaya ini.
Denah Rumah Joglo...
Pada bagian pintu masuk memiliki tiga buah pintu, yakni pintu utama di tengah dan pintu kedua yang berada di samping kiri dan kanan pintu utama. Ketiga bagian pintu tersebut memiliki makna simbolis bahwa kupu tarung yang berada di tengah untuk keluarga besar, sementara dua pintu di samping kanan dan kiri untuk besan.
Pada ruang bagian dalam yang disebut gedongan dijadikan sebagai mihrab, tempat Imam memimpin salat yang dikaitkan dengan makna simbolis sebagai tempat yang disucikan, sakral, dan dikeramatkan. Gedongan juga merangkap sebagai tempat tidur utama yang dihormati dan pada waktuwaktu tertentu dijadikan sebagai ruang tidur pengantin bagi anak-anaknya.
Ruang depan yang disebut jaga satru disediakan untuk umat dan terbagi menjadi dua bagian, sebelah kiri untuk jamaah wanita dan sebelah kanan untuk jamaah pria. Masih pada ruang jaga satru di depan pintu masuk terdapat satu tiang di tengah ruang yang disebut tiang keseimbangan atau soko geder, selain sebagai simbol kepemilikan rumah, tiang tersebut juga berfungsi sebagai pertanda atau tonggak untuk mengingatkan pada penghuni tentang keesaan Tuhan.Begitu juga di ruang dalam terdapat empat tiang utama yang disebut soko guru melambangkan empat hakikat kesempurnaan hidup dan juga ditafsirkan sebagi hakikat dari sifat manusia.
Sistem Penghawaan Rumah Joglo...
Penghawaan pada rumah joglo ini dirancang dengan menyesuaikan dengan lingkungan sekitar. rumah joglo, yang biasanya mempunyai bentuk atap yang bertingkat-tingkat, semakin ke tengah, jarak antara lantai dengan atap yang semakin tinggi dirancang bukan tanpa maksud, tetapi tiap-tiap ketinggian atap tersebut menjadi suatu hubungan tahap-tahap dalam pergerakan manusia menuju ke rumah joglo dengan udara yang dirasakan oleh manusia itu sendiri. Saat manusia berada pada rumah joglo paling pinggir, sebagai perbatasan antara ruang luar dengan ruang dalam, manusia masih merasakan hawa udara dari luar, namun saat manusia bergerak semakin ke tengah, udara yang dirasakan semakin sejuk, hal ini dikarenakan volume ruang di bawah atap, semakin ke tengah semakin besar. Seperti teori yang ada pada fisika bangunan,
Efek volume sebenarnya memanfaatkan prinsip bahwa volume udara yang lebih besar akan menjadi panas lebih lama apabila dibandingkan dengan volume udara yang kecil.
Penghawaan Rumah Joglo...
Saat manusia kembali ingin keluar, udara yang terasa kembali mengalami perubahan, dari udara sejuk menuju udara yang terasa diluar ruangan. Dapat dilihat kalau penghawaan pada rumah joglo, memperhatikan penyesuaian tubuh manusia pada cuaca disekitarnya.
“Untuk membedakan status sosial pemilik rumah, kehadiran bentangan dan tiang penyangga dengan atap bersusun yang biasanya dibiarkan menyerupai warna aslinya menjadi ciri khas dari kehadiran sebuah pendopo dalam rumah dengan gaya ini,” tutur Zulfikar Latief, pemilik galeri Rumah Jawa, yang menyediakan rumah adat joglo dan furnitur etniknya.
Kesan yang akan timbul dari arsitektur bangunan tradisional joglo sering kali terasa antik dan kuno, hal ini timbul melalui kehadiran perabot hingga pernak-pernik pendukung bernuansa lawas yang dibiarkan apa adanya. Namun, dalam penataan hunian bergaya ini tidak ada salahnya bila dikombinasikan dengan gaya modern maupun minimalis.
Langganan:
Postingan (Atom)