Rabu, 06 Januari 2010

Arsitektur Beriklim Tropis

Ciri-ciri iklim tropis :

1. Curah hujan tinggi

2. Kelembaban tinggi

3. Temperatur udara panas sampai dengan nikmat

4. Angin (aliran udara) sedikit

5. Radiasi matahari sedang sampai kuat (matahari bersinar sepanjang tahun)

6. Pertukaran panas kecil karena kelembaban tinggi (udara sudah jenuh oleh uap air), sehingga air tidak mudah menguap.

Selain ciri-ciri umum tersebut, ada pula beberapa daerah yang mempunyai keadaan iklim yang sedikit berbeda, misalnya daerah pegunungan, seperti Bandung dan Malang lebih sering terjadi hujan, atau di daerah Nusa Tenggara Timur yang paling jarang terjadi hujan, sehingga disana banyak terdapat sabana atau padang rumput dan semak-semak.

Permasalahannya adalah bagaimana udara tetap mengalir sehingga penguapan bisa terus berlangsung. Misalnya untuk daerah yang mempunyai iklim tropik basah seperti yang tersebut di atas, dinding bangunan dibuat tebal dan tidak dibuat sirkulasi udara sehingga penguapan tidak terlalu cepat.


Kisi-kisi Sebagai Pereduksi Intensitas Cahaya Matahari Yang Masuk Ke Bangunan...

Strategi utama untuk bangunan:

- Menghalangi radiasi sinar matahari langsung dengan louvers dan sun shading (pembayang sinar matahari)

- Isolasi radiasi panas dengan ruang udara (pada atap dan pemakaian bahan-bahan bersel dan berpori atau berongga)

- Jarak bangunan dengan bangunan lain jauh untuk memperlancar aliran udara

- Kenyamanan Thermis dicapai dengan aliran udara yang mengenai tubuh manusia.

- Menghentikan/isolasi radiasi dengan reflektor kurang sesuai karena akan menambah panas lingkungan dan mengurangi penerapan kelembaban dan penguapan.

- Bahan-bahan yang dipakai sebaiknya mempunyai BJ kecil (ringan), time lag rendah, kapasitas panas kecil, dimensi kecil, berat sendiri kecil, dapat mengikuti kadar kelembaban udara sekitar dan konduktivitas panas rendah.


Bukaan yang Besar untuk Melancarkan Pergantian Udara Sehingga Dapat Memberikan Kesejukan Di Dalam Ruangan...


Perilaku iklim tropis dan bentuk bangunan:

1. Curah hujan tinggi diatasi dengan kemiringan atap curam

2. Kelembaban tinggi, diatasi dengan:

- Penggunaan dinding porous pada bangunan agar dapat ikut menyerap uap air di dalam ruangan dan meningkatkan kenyamanan. Dinding dikeringkan aliran udara yang melewati celah-celah dinding, mendinginkan permukaan bangunan,

- Bangunan mempunyai dua jenis jendela, temporal dan tetap. Jendela temporal digunakan pada siang hari.


Penguunaan Dinding dan Lantai dari Concrete Dapat Memberikan Kesan Sederhana dan Suhu Dingin Pada Permukaan Dinding dan Lantai Tersebut...

3. Radiasi sinar langsung, diatasi dengan pemakaian sun shading. Agar panas tidak terakumulasi dipakai bahan yang kapasitas panasnya kecil. Pada malam hari, udara lembab akan mengembun dan jenuh, yang akan menimbulkan rasa panas. Karena itu, bahan yang dipakai harus mempunyai time lag rendah (cepat panas, cepat dingin). Pada siang hari, radiasi tinggi, bahan bangunan harus mempunyai konduktivitas panas rendah dan isolasi panas dengan udara mengalir (membawa udara panas dan uap air di permukaan bahan), mengurangi panas bangunan. Dimensi dan berat kecil agar tidak menyimpan panas. Pagi hari, suhu udara terdingin, bangunan harus membatasi pengeluaran panas dari dalam bangunan.


Penanaman Vegetasi yang Banyak Juga Dapat Menurunkan Suhu Sekitar Bangunan...

4. Udara lembab, tanah lembab, radiasi panas balik dari tanah membuat udara jenuh. Keadaan ini ditanggulangi dengan mengangkat lantai bangunan untuk memberi kesempatan udara mengalir di kolong bangunan.

Bangunan tipe seperti inilah yang cocok untuk iklim di Indonesia. Dengan curah hujan yang tinggi dan Intensitas panas terik matahari juga tinggi, karena posisi Indonesia berada di garis Khatulistiwa menyebabkan indonesia mempunyai kelembaban yang tinggi. Oleh karena itulah Arsitektor tropis cocok di aplikasikan di Indonesia Tercinta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar